Observasi Proses Produksi dan Analisis Kelebihan serta Kekurangannya
LAPORAN OBSERVASI PROSES PRODUKSI DAN ANALISIS KELEBIHAN SERTA KEKURANGANNYA
1. Pendahuluan
Observasi ini dilakukan pada sebuah UMKM jasa shoe laundry bernama CleanStep yang berlokasi di Jakarta Barat. Usaha ini bergerak di bidang layanan pembersihan sepatu, mulai dari deep clean, repaint, whitening, hingga unyellowing. Observasi dilakukan melalui wawancara langsung dan dokumentasi proses produksi.
Tujuan observasi ini adalah menganalisis proses produksi, kelebihan serta kekurangannya, berdasarkan prinsip manajemen produksi dan operasi.
2. Deskripsi Proses Produksi
A. Jenis Produk/Jasa yang Dihasilkan
-
Deep cleaning sepatu
-
Fast cleaning
-
Repaint (custom warna)
-
Unyellowing
-
Midsole whitening
-
Treatment leather & suede
B. Tahapan Proses Produksi
Proses produksi shoe laundry meliputi:
-
Inspecting (Pemeriksaan Kondisi)
Melihat tingkat kotor, jenis bahan (canvas, mesh, leather, suede), serta kerusakan ringan. -
Pre-Cleaning
Menghilangkan debu, lumpur, dan kotoran kasar dengan sikat halus. -
Deep Cleaning
Menyikat bagian upper, midsole, outsole dengan larutan khusus.
Menggunakan beberapa jenis sikat: soft, medium, hard. -
Drying Process
Pengeringan menggunakan blower dan suhu rendah untuk menjaga material aman. -
Detailing
Membersihkan bagian kecil, lace cleaning, insole deodorizing. -
Quality Check
Memastikan tidak ada noda tersisa, warna tidak berubah, dan hasil sesuai permintaan. -
Packaging
Sepatu dibungkus dustbag dan diberikan kartu garansi 3 hari.
3. Alur Kerja dan Layout Fasilitas
Layout usaha dibagi menjadi empat zona:
| Zona | Fungsi |
|---|---|
| Area check-in | Penerimaan sepatu, admin, input ke sistem |
| Wet area | Pre-cleaning & deep cleaning (dekat sumber air) |
| Drying area | Pengeringan dengan rak blower |
| Finishing area | Detailing, repaint, pengemasan |
Layout dibuat linier sehingga alur kerja mengalir tanpa tumpang tindih (flow production).
4. Penggunaan Tenaga Kerja, Bahan Baku, dan Peralatan
A. Tenaga Kerja
-
Total pekerja: 4 orang
-
Pembagian tugas:
-
1 admin (input pesanan, penerimaan pelanggan)
-
2 teknisi cleaning
-
1 finishing specialist
-
B. Bahan Baku
-
Cairan pembersih organik
-
Pewarna akrilik
-
Whitening gel
-
Deodorizer insole
-
Sikat berbagai tipe
C. Peralatan
-
Blower pengering
-
Alat semprot
-
Meja detailing
-
Rak sepatu bertingkat
-
Lampu UV (untuk repaint & unyellowing)
5. Sistem Pengendalian Mutu (Quality Control)
-
Form QC checklist setiap sepatu
-
Foto sebelum–sesudah sebagai dokumentasi
-
Garansi 3 hari untuk revisi
-
Standard Operating Procedure (SOP) per bahan sepatu
-
Pelatihan rutin teknisi 1x per bulan
6. Analisis Kelebihan dan Kekurangan Proses Produksi
Berbasis manajemen produksi:
A. Kelebihan
1) Efisiensi Waktu dan Tenaga
-
Alur kerja sudah mengalir (flow-based) sehingga tidak ada kemacetan proses.
-
Pembagian tugas jelas, membuat teknisi bekerja lebih fokus.
2) Kualitas Produk dan Konsistensi
-
Setiap sepatu melewati QC checklist.
-
Tersedia SOP khusus untuk sepatu suede, leather, mesh sehingga risiko kerusakan kecil.
3) Pengelolaan Bahan Baku
-
Bahan pembersih disimpan dalam rak tertutup, aman dan mudah diakses.
-
Bahan cair ramah lingkungan sehingga mengurangi limbah berbahaya.
4) Penggunaan Teknologi
-
Menggunakan blower dan lampu UV yang mempercepat drying dan finishing.
5) Dokumentasi Proses
-
Setiap order difoto dan disimpan dalam database, mempermudah tracking jika ada komplain.
B. Kekurangan
1) Ketergantungan pada tenaga manusia (manual labor)
-
Proses penyikatan masih manual sehingga hasil bisa sedikit berbeda antar teknisi.
2) Kapasitas produksi terbatas
-
Hanya bisa memproses maksimal 10–15 pasang per hari.
-
Mesin otomatis pembersih belum tersedia.
3) Layout kurang optimal
-
Wet area dan drying area berdekatan sehingga potensi area lembab tinggi.
4) Waktu pengeringan cukup lama
-
Blower tidak dapat mencapai suhu ideal untuk material tertentu → memperpanjang lead time produksi.
5) Dokumentasi manual
-
QC checklist masih diisi kertas, belum digital → risiko hilang/kerusakan dokumen
7. Rekomendasi Perbaikan
Berdasarkan prinsip manajemen produksi (lean, Kaizen, quality improvement):
1) Penerapan Lean: 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke)
-
Menata ulang area kerja supaya lebih rapi dan mengurangi waiting time.
-
Mengurangi motion waste (pergerakan tidak perlu).
2) Perbaikan Layout
-
Memisahkan area basah dan area pengeringan lebih jauh.
-
Menambah ventilasi agar kelembapan tidak mengganggu proses drying.
3) Digitalisasi Proses
-
Menggunakan aplikasi sederhana (Google Form / Notion) untuk QC dan dokumentasi order.
-
Mempermudah tracking dan laporan harian.
4) Penguatan Quality Control
-
Menstandarkan tekanan sikat pada setiap bahan sepatu.
-
Menambah “Quality Gate” di akhir proses dengan dua inspeksi: teknisi + admin.
5) Pelatihan SDM Rutin
-
Pelatihan teknik cleaning (terutama bahan premium seperti suede & nubuck).
-
Pengetahuan tentang chemical handling untuk kualitas lebih stabil.
6) Investasi Teknologi
-
Menambahkan mesin automatic shoe cleaning
-
Mengganti blower standar dengan mesin pengering khusus sepatu (lebih cepat dan aman)
8. Kesimpulan
Observasi pada UMKM CleanStep Shoe Laundry menunjukkan bahwa usaha ini memiliki alur produksi yang cukup baik dan sistematis, terutama pada kualitas hasil dan SOP teknis. Namun, beberapa kelemahan seperti keterbatasan kapasitas, ketergantungan tenaga manusia, dan dokumentasi manual masih menjadi kendala.
Dengan menerapkan rekomendasi berbasis lean manufacturing, digitalisasi, peningkatan kualitas SDM, serta perbaikan layout, usaha ini dapat meningkatkan efisiensi, kapasitas produksi, dan kepuasan pelanggan secara signifikan.
Komentar
Posting Komentar